Selamat Datang

Selamat datang pada dunia kesunyian
Selamat mencicipi tiap sense kata
Selamat menikmati tiap tegukan makna
Selamat......

Selasa, 10 April 2012

Azzam


 Azzam
Saat menonton lomba debat perempauan PMII se-DIY kemarin, tiba-tiba ada yang menjentik hatiku. Argumentasi yang lincah, retorika yang anggun, dan contoh realita yang tergenggam dengan cantik merubah keinginanku untuk cukup memiliki dua anak saja.
Sesaat, aku tenggelam dalam lamunan. Menjauhi ruang dan waktu. Melepas sukma dari wadag. Melesat-lesat di awang-awang antara ada dan ketiadaan.
Di bawah lampu yang menggantung, kami sebuah keluarga yang haus pada ilmu pengetahuan, yang selalu berambisi mengejar peradaban, sedang duduk mengitari meja makanan yang panjang.
Perbincangan-perbincangan kecil akan mengalir di antara kami. Anak-anakku akan saling mengisahkan aktifitas dan pengalaman-pengalaman dalam sehari ini. Dari kisah-kisah dan perbincangan-perbincangan kecil itu, aku;ibunya dan seorang pria di sampingku; ayah mereka, akan memperhatikan, mengamati dan menganalisanya.
Menjelang tidur, di atas ranjang aku dan suamiku sedang membincangkannya, mendiskusikannya hingga melahirkan titik temu di antara kami tentang apa dan bagaimana anak-anak kami sekarang dan masa datang. Kala itu kami sudah mengetahui potensi, dan keinginan anak-anak kami.
Saat itulah aku akan melempar umpan pada anak-anakku tersayang. Jika mereka adalah ayam, aku tahu bahwa jagung adalah jenis makanan yang digemarinya. Jika mereka ikan atau burung aku akan mencoba menawarkan cacing pada mereka. Jika mereka kambing, tentu rumput segar akan dilumatnya. Dan tentunya daging segar yang masih menyisakan sedikit darah akan disergap habis oleh harimau.
Nah, aku tahu mereka akan menyambar umpan-umpan itu. Saat mereka sudah merasa kenyang atau lapar, aku akan menunjukkan beberapa jalan sesuai yang mereka mau.
Dan saat itu pula rumah kediamanku yang sederhana namun bercahaya sedang dihuni oleh seorang filsuf, sastrawan, seniman, budayawan, ilmuwan, agamawan, politikus, sejarawan, sampai pada porert Rabi’ah Al-Adawiyah atau Hasan Bashri;seorag sufi.
Kala itu, aku sudah siap kembali dengan tenang. Kembali pada awal yang tak pernah kuketahui. Aku akan tidur lelap mencari awal keberadaan. Dengan senyum. Aku ikhlas kembali......

Tidak ada komentar: