Selamat Datang

Selamat datang pada dunia kesunyian
Selamat mencicipi tiap sense kata
Selamat menikmati tiap tegukan makna
Selamat......

Minggu, 15 April 2012

ROAN; MENYEMAIKAN PEDULI-KASIH ANTAR SANTRI


ROAN; MENYEMAIKAN PEDULI-KASIH ANTAR SANTRI
Roan. Sebuah istilah yang tidak asing lagi di ruang dengar santri di beberapa pesantren. Ro-an merupakan istilah yang membumi di dunia beberapa pesantren. Sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut moment besar yang dilaksanakan seminggu sekali (pada hari libur). Moment besar ini (baca: roan) adalah kerjabakti bersama atau yang lebih dikenal sebagai kerjabakti kubro. Istilah ‘roan’ masih belum bisa diketahui secara pasti berasal dari bahasa apa. Namun menurut salah-satu santri Wahid Hasyim yang juga pernah nyantri di Kudus (tempat pertama kali dia mengenal istilah roan), roan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Jawa, artinya: bersama-sama.  
Hari libur menjelang, beberapa santri akan disibukkan dengan pendataan-pembagian lokasi yang akan langsung diserbu bersama untuk lekas dibersihkan. Aktifitas kerjabakti kubro/ro-an ini memiliki esensitas yang majemuk. Roan tidak hanya menghasilkan suatu kebersihan lokasi pesantren (kebersihan dhohiriah) saja namun lebih dari itu, roan menyimpan hasil lain yakni  kebersihan batiniyah (kebersihan hati). Tidak hanya olahraga fisik tapi juga riyadhoh hati.
Roan yang dilakukan bersama-sama oleh segenap santri dilaksanakan dengan keikhlasan, kebersamaan, dan kegembiraan. Tak jarang di tengah-tengah aktifitas roan tiba-tiba terdengar kelakar beberapa santri. Di pesantren, situasi kerjabakti bersama tidak menjadi penghalang untuk saling menstransformasikan ilmu lewat perbincangan-perbincangan kecil. Jika ada istilah bermain sambil belajar, orang-orang pesantren pun mencipta istilah kerjabakti sambil belajar dan berbagi pengalaman.
Moment roan juga bisa dikatakan moment silaturrohim, moment temu kangen. Setelah satu minggu pesantren  dipadati dengan kesibukan hilir-mudik dan hiruk-pikuk santrinya, roan memberi ruang untuk bertemu: bertemu dengan kebersamaan, temu pikir, temu pengalaman, temu canda-tawa, pun bakalan ketemu siapa yang sedang tidak punya uang.(he)
Roan benar-benar mencipta wadah tersendiri dalam dunia pesantren. Waktu roan, tidak sedikit para santri yang memperbincangkan masalah-masalah kecil seputar kehidupannya di pesantren. Ada yang bercerita, ada yang mendengarkan, memperhatikan, hingga muncul problem solving dalam perbincangan ringan itu. Dari situlah para santri belajar berempati, hingga dengan tidak disadari tumbuh di antara mereka rasa peduli dan rasa kasih satu sama lainnya.
13 April 2011,
HibatNahwa



Tidak ada komentar: